Anak-anak D’Rainbow heboh dengan kasus penganiayaan yang dilakukan Bebi terhadap Cinta Lauriel. Beritanya sendiri udah masuk infotainment.
“Guys, dari artikel yang gue baca katanya kalo pekerjaan
korban sampe terganggu, itu udah masuk kategori penganiayaan biasa” Jelas Helen
“Emang ada kategorinya ya?” Tanya Chacha
“Ada Cha…! Kalo perbuatan si Bebi udah masuk kategori penganiayaan
biasa, itu artinya dia harus ditahan alias dipenjara, huuuuuuuuuuuu” Jelas
Helen panjang lebar di whatsapp.
Chacha dan Iin saling
berpandangan, bingung dan khawatir atas kejadian yang menimpa Bebi.Chacha
menggeram kesal pada Iin, membuat Iin bergidik ngeri.
“Maaf Cha. Gue ga nyangka Bebi bisa senekat itu”
Chacha menghela nafas
panjang, percuma marah-marah ke Iin terus karena yang saat ini tertimpa masalah
adalah Bebi. Pengacara keluarga Bebi sudah berusaha mencari jalan damai namun
Cinta Lauriel tidak menerima tawaran tersebut. Ia ingin Bebi dipenjara. Chacha
maklum dengan hal itu, karena tonjokan Bebi sukses membuat wajah Cinta
lebam. Tampaknya Bebi mengumpulkan seluruh tenaganya di satu pukulan itu hingga
membuat Cinta Lauriel pingsan dan dibawa ke rumah sakit. Hasil visum dan
rekaman cctv menjadi bukti tak terbantahkan. Pengacara keluarga Bebi hanya bisa
menawarkan solusi agar Bebi mengaku salah atas kejahatan yang ia lakukan. Jika
Bebi terlihat sangat menyesal di persidangan nanti, jaksa penuntut kemungkinan
besar akan meringankan hukumannya. Pengacara keluarga Bebi mengatakan
kemungkinan besar Bebi akan mendapat hukuman penjara selama 3-6 bulan jika
terbukti bersalah. Chacha, Iin, Oyon, dan teman-teman Cinta Lauriel diminta
menjadi saksi di persidangan.
Selama
menunggu masa persidangan Polisi sudah menahan Bebi di penjara. Chacha dan
keluarga Bebi menangis-nangis saat polisi membawa Bebi dua hari setelah
kejadian penganiayaan itu berlangsung. Orangtua Bebi berusaha tegar menghadapi
masalah ini, mereka tak henti-hentinya berpesan agar Bebi tetap berdoa selama
di penjara. Chacha, Iin, dan Oyon sering mengunjungi Bebi di penjara, berusaha
menghiburnya agar tetap tegar, namun menangis sedih setelah pulang dari sana.
Semua orang sudah sangat
putus asa dan yakin Bebi akan dinyatakan bersalah. Untungnya Oyon berhasil menemukan fakta
bahwa Cinta Lauriel dan teman-temannya sering ngebully artis-artis baru.
Bersama Chacha dan Iin, Oyon mencari beberapa artis di management yang
menjadi korban bullying Cinta dan teman-temannya. Mereka rata-rata mau bersaksi
membantu Bebi, karena mereka tau bagaimana rasanya berada di posisi Bebi. Pengacara keluarga Bebi mengatakan bisa menggunakan hal ini untuk menuntut balik Cinta Lauriel. Berkat artis-artis ini, akhirnya keluarga Cinta Lauriel menerima tawaran damai
dari pengacara keluarga Bebi. Tuntutan ditarik, dan Bebi pun dikeluarkan dari
penjara. Namun, berada 2 minggu di penjara cukup membuat Bebi insyaf.
“Selama di penjara, gue sadar bahwa kekerasan ga akan menyelesaikan masalah. Kekerasan justru membuat masalah semakin runyam. Makasih udah membantu gue keluar dari masalah ini ya guys” Kata Bebi dengan nada menyesal saat mereka berkumpul di sela-sela acara syukuran yang diadakan keluarganya.
“Maafin Oyon juga karena udah ngompor-ngomporin Bebi. Oyon belajar bahwa tindakan provokasi itu sangat berbahaya dan jahat. Karena yang terkena dampaknya bukan Oyon, tapi Bebi, keluarga Bebi, Cinta Lauriel, keluarga Cinta, dan D’Rainbow” Kata Oyon sambil tertunduk sedih
“Maafin gue juga Beb, karena udah memprovokasi elu” Kata Iin lirih, menahan air matanya. Tidak tega melihat wajah Bebi yang semakin tirus akibat stress.
“Maafin Oyon juga karena udah ngompor-ngomporin Bebi. Oyon belajar bahwa tindakan provokasi itu sangat berbahaya dan jahat. Karena yang terkena dampaknya bukan Oyon, tapi Bebi, keluarga Bebi, Cinta Lauriel, keluarga Cinta, dan D’Rainbow” Kata Oyon sambil tertunduk sedih
“Maafin gue juga Beb, karena udah memprovokasi elu” Kata Iin lirih, menahan air matanya. Tidak tega melihat wajah Bebi yang semakin tirus akibat stress.
“Maafin gue juga Cha. Seharusnya gue dengar kata-kata lu
yang udah berusaha ngingetin gue” Jawab Bebi berlinang airmata.
“Bebi…, lu tuh anak D’Rainbow yang paling susah dibilangin. Tapi
gimanapun keadaan lu, kita bakal selalu sayang sama lu dan ga akan pernah
ninggalin lu kok” Kata Chacha sambil memeluk Bebi erat.
Air mata Chacha mengalir
deras, Iin dan Oyon memeluk mereka dan ikut menangis bersama. Tasya dan Helen
yang berada di luar negeri meminta maaf karena tidak bisa menemani Bebi di saat
ia menghadapi masalah.
Masalah hidup Bebi tak
sampai di situ, akibat perseturuannya dengan Cinta Lauriel, ada isu bahwa
managementnya tidak akan memperpanjang kontrak Bebi. Untungnya Oyon bisa
menyakinkan sutradara yang paling dekat dengannya agar mau merekrut Bebi di
salah satu sinetron terbaru yang dibintangi Oyon. D’Rainbow berpesan agar Bebi
menunjukkan kemampuan terbaiknya di sinetron ini. Tampaknya, di penjara menjadi
pengalaman yang sangat berharga bagi Bebi. Kini Bebi bisa berakting sedih
dengan sangat menyakinkan hingga membuat penonton berurai air mata.
Semasa di penjara, Bebi
sempat berteman dengan beberapa ibu-ibu yang mengaku sebagai fans-nya. Di
sela-sela kesibukannya, terkadang Bebi mengujungi mereka untuk membawa makanan
enak. Bebi berubah jadi lebih ramah, kepada orang-orang disekitarnya dan kepada
anggota D’Rainbow. Yaah, walaupun ngomongnya masih nyablak dan rada asal. Tapi
kalo menurut Oyon, disitulah menariknya Bebi.
***
Hubungan Chacha dan Bebi
menjadi semakin dekat sejak kasus Bebi vs Cinta Lauriel. Saat Iin
berhalangan hadir, mereka kini tak canggung lagi jika harus jalan berdua.
Chacha sudah mau menemani Bebi shopping sesekali, terkadang bertiga bareng
Oyon. Dua bulan terakhir, kontribusi Oyon terhadap hidup dan karir Bebi sangat
besar karena itu sikap D’Rainbow terhadap Oyon pun berubah menjadi jauh lebih
baik.
Walaupun terdengar
salah, tidak dipungkiri bahwa apa yang dikatakan Iin dan Oyon soal artis cari
sensasi itu memang benar adanya. Terbukti, sejak kasus itu, popularitas Cinta
dan Bebi semakin meningkat. Status Bebi naik setingkat menjadi artis papan
tengah. Tawaran menjadi pemeran utama dalam FTV pun mulai berdatangan. Tinggal
menunggu waktu hingga Bebi bisa mendapatkan peran besar di sinetron. Hal ini
tentu sangat disyukuri oleh seluruh anggota D’Rainbow.
Chacha, Iin, Bebi, dan
Oyon tengah berjalan-jalan di Mall untuk membeli baju baru. Oyon dan Bebi diundang
ke party yang diadakan pemilik PH. Chacha dan Iin membiarkan Bebi dan Oyon
sibuk memilih-milih baju sementara mereka berdiri di belakang memperhatikan
tingkah Bebi sambil bercanda.
“Gue benar-benar ga nyangka si Bebi bisa masuk penjara” Kata Iin
sambil menggelengkan kepala
“Benar-benar dah tuh kasus. Cobaan yang paling berat yang pernah
dialami D’Rainbow” Jawab Chacha “Alhamdulillah-nya sih, itu bikin kepribadian
si Bebi berubah jadi lebih baik. Gue yakin dia ga akan nyari masalah lagi kayak
dulu”
“Gue setuju ama lu. Tapi sebenarnya Cinta Lauriel juga salah sih
Cha. Maksud gue, dia ngebully orang sampe banyak yang stress. Padahal kan,
beban kerja di dunia entertainment kayaknya berat. Ga usahlah ditambah lagi”
“Setuju. Gue rasa sama kayak Bebi, sekarang si Cinta Lauriel itu
pasti mikir dua kali sebelum ngebully orang. Kalo orangnya pasrah, bisa-bisa
aja. Lah kalo yang dibully bisa ngebalas kayak Bebi? Emang dia mau ngambil
resiko masuk Rumah Sakit lagi?”
“Intinya, salah dua-duanya deh”
“Setuju!”
“Selain Bebi, lu juga
banyak berubah Cha” Kata Iin
“Masa sih. Kayaknya
sama-sama aja” Jawab Chacha
“Bagusnya sih, emosi lu ga meledak-ledak kayak dulu lagi. Dan yang
paling waw, lu udah mau ngalah sama Bebi. Walaupun cuma sekali-sekali. Tasya
ama Helen pasti kaget dengarnya”
“Ya iyalah, namanya juga udah dewasa. Masa’ mau berantem terus
sih. Bagusnya ada, jeleknya apaan dong”
“Lu jadi lebih pendiam dan tertutup Cha. Gue senang lu lebih bisa
mengontrol emosi sekarang, tapi kadang-kadang gue juga kangen Chacha yang
ekspresif”
“Sama dong kayak lu”
Kata Chacha
“Oh ya?”
“Lu yang sekarang lebih
pemurung. Beda sama Iin yang dulu ceria ‘n easy going banget”
“Oh ya? Menurut Bebi,
gue malah jadi lebih kasar dan emosian kayak lu” Tuduh Iin
“Di luarnya iya. Tapi di
dalam, lu tuh makin melankolis”
Iin hanya bisa tersenyum
mendengar kata-kata Chacha “Yaaah, walaupun narsisnya tetap sama” Lanjut Chacha
tertawa sambil menyikut lengan Iin pelan.
“Lu berdua ngapain sih?
Ngegosipin gue ya?” Tanya Bebi
“Yeeee, ge-er banget.
Rugi ngegosipin lu, buang-buang waktu” Kata Iin
“Kalo gitu, lu berdua
pasti ngegosipin gue!” Sambung Oyon
“Ogah deh” Canda Chacha
“Huuuu….dasar lu Oon
Sur’oon” Sambung Iin
“Weee… gara-gara ada
ayang Beibeh aja nih gue bisa sabar dikit. Coba ga ada, gue ajak berantem deh
lu berdua” Oyon masih melanjutkan candaan mereka
“Cieee, yang sekarang
udah ayang-ayangan sama Bebi” Goda Iin dan Chacha
“Huh” Bebi mengejek
mereka sebelum kembali asyik memilih baju.
“Cha…Cha, yang ini
kayaknya bagus buat lo. Cobain deh. Kan udah lama kita ga ngelihat lu tampil
feminim” Kata Bebi bersemangat
“Ntar kalo Chacha jadi
cakep, lu jeles lagi Beb” Komentar Iin
“Hmmm, itu kan Bebi yang
dulu. Yang masih norak ‘n kekanak-kanakan” Kalo sekarang kan gue udah dewasa,
udah berubahlah. Apalagi karir gue lagi naik daun, gue harus bisa menampilkan
image yang down to earth” Jelas Bebi panjang lebar “Lagian sekali-kali lu
berdua tampil gaya kek di depan teman-teman gue. Gue kan ga rela kalo mereka
ngomong jelek tentang lu berdua. Mereka kira, mereka udah bagus amat apa?”
Iin dan Chacha
berpandangan tak percaya mendengar penjelasan Bebi
“Ih waw. Beb, sejak
kapan lu mulai peduli ama kita?” Tanya Iin
“Gue ga salah dengar
kan?” Kata Chacha masih tak percaya
“Lu berdua ya, selalu
negative thinking tentang gue”
“Hahahahaha, engga kok
Beb. Makasih ya udah perhatian” Kata Chacha memeluk erat Bebi
“Ih waw, lu berdua salah
makan ya? Atau gue lagi mimpi?” Kata Iin tak percaya
Chacha menendang Iin.
“Ikutan aaah” Iin
membuka lebar tangannya hendak memeluk Chacha dan Bebi
“Wedeh, pelukan kagak
bilang-bilang. Ikut dong” Teriak Oyon norak
“Iiih, najong” Chacha
dan Bebi langsung ngibrit ke kamar ganti, meninggalkan Iin dan Oyon yang masih
bengong dengan tangan terbuka lebar. Iin dan Oyon memilih duduk di bangku
panjang yang disediakan di dekat kamar ganti. Melihat cewek yang keluar dari
kamar ganti adalah sesuatu yang disenangi pria. Berharap ada kejadian kayak di
film-film, ada cewek yang jadi kinclong dan bening setelah ganti baju.
“Taaadaaa! Gimana In?”
Bebi keluar dari kamar ganti mengenakan baju modis seperti biasa.
“Cakep Beb” Puji Oyon
dan Iin bersemangat
“Cakepan mana dari baju
gue yang tadi?” Tanya Bebi lagi
“Yang ini Beb” Kata
mereka serentak
Bebi masuk lagi ke kamar
ganti dan keluar dengan baju baru lagi. Bebi sudah keluar-masuk kamar ganti
hingga 3 kali, namun Chacha belum keluar-keluar juga. Bebi sedang mencoba baju
keempat ketika akhirnya Chacha keluar… dengan baju yang ia kenakan sebelumnya.
“Lho? Mana? Kok bajunya
ga dicoba?” Iin bertanya bingung
“Udah gue coba, cocok
kok?”
“Tapi kan kita blom
lihat?”
“Buat apa?” Tanya Chacha
bingung
“Ya haruslah. Kata
Helen, menurut buku yang dia baca dan gue dengar dari dia, penilaian cowok
tentang keindahan dan kecantikan tuh hampir sama. Nah, anggap aja kalo
penilaian gue dan Oyon sama dengan jutaan pria yang bakal ngelihat lo make baju
itu” Jelas Iin. Oyon mengangguk tanda setuju.
“Ah lebay lu berdua”
Chacha berjalan ke arah bangku kemudian duduk menunggu Bebi keluar.
“Taaadaaa!!!” Teriak
Bebi lagi, masih ceria “Loh, Cha. Kok bajunya ga lu coba?”
“Tuh kan” Iin seperti
mendapat dukungan dari Bebi
“Gue udah nyoba, cocok
kok” Jelas Chacha
“Iiiiiih, tapi kan kita
blom lihat” Rengek Bebi “Mana bisa lu bilang itu cantik atau ga sebelum orang
lain yang lihat”
“Bener apa yang gue
bilang kan” Kata Iin sambil mencubit pipi Chacha
“Aaaah, malas gue ganti
baju lagi” Protes Chacha
“Yaudah, sini gue
gantiin” Iin menawarkan jasanya yang ditanggapi Chacha dengan sebuah tendangan
“Ayolah Cha… Kita kan
pengen lihat lu jadi cakep lagi. Udah lama banget sejak terakhir lu dandan. Gue
bosan ga ada saingan” Bujuk Bebi. Iin menoyor kepala Bebi. Chacha masih
menggeleng.
“Udah Beb, gue bantu
seret ke kamar ganti. Lu ikutan masuk aja, paksa Chacha nyoba bajunya lagi!”
Iin memegang lengan Chacha dan sudah bersiap menariknya.
“Lepasin atau gue gigit
lagi tangan lo” Ancam Chacha
“Buset dah. Leader
kalian ini galak amat dah” Seru Oyon
Setelah 10 menit, bujuk
rayu Iin dan Bebi pun berhasil. Chacha akhirnya mau kembali lagi ke kamar
ganti. Ia keluar 2 menit kemudian mengenakan mini dress selutut hitam tanpa lengan
dengan kerah model V yang dipilihkan Bebi untuknya. Bentuk dress-nya yang pas
di badan membuat lekukan tubuh Chacha yang selama ini ia tutupi jadi terlihat.
Aksen kerut di bagian roknya menambah manis penampilan Chacha.
“Cailah, cakep banget
dah!” Teriak Oyon hepi
“Tuuuh kan, pilihan gue
benar” Bebi berteriak senang.
“Terlalu seksi Beb”
Keluh Chacha
Melihat Chacha
mengenakan dress seperti itu membuat Iin sedikit bengong. Walaupun
rambutnya masih dikuncir seperti biasa, Chacha tampak beda dengan dress itu.
“Chacha bentar masuk lagi” Bebi menarik Chacha masuk ke dalam kamar ganti
meninggalkan Iin yang masih takjub. Mereka keluar 1 menit kemudian. Kali ini
Iin lebih takjub hingga berdiri dari tempat duduknya. Bebi mungkin hanya
melepaskan ikatan rambut Chacha, dengan segala upaya memaksanya mengenakan
sedikit bedak dan lipstick. Tapi perbedaan kecil itu sukses membuat Iin
terpana. Chacha punya rambut panjang indah yang selalu ia kuncir, Iin tau itu.
Chacha punya tubuh ramping yang selalu ia tutupi dengan kaos longgar, Iin
sangat tau itu. Chacha dianggap cantik oleh teman-teman sekolahnya dulu, Iin
tau itu walaupun sedikit membuatnya bingung.
Iin melihat Chacha tidak
lebih dari sekedar teman sepermainan sejak kecil. Apapun pujian orang terhadap
fisik Chacha tidak membuatnya tertarik secara… secara…yah, kalian mengertilah
maksudnya. Apalagi menjadi saksi dan korban atas temperamen Chacha yang
meledak-ledak setiap hari, tentu mengurangi ketertarikan Iin terhadap temannya
yang satu ini. Selain itu, kedekatan mereka terkadang membuat Iin tidak sadar
bahwa Chacha adalah seorang gadis. Iin sadar bahwa Bebi, Tasya, dan Helen
adalah seorang gadis, tapi Chacha…. Jika udara Jakarta menjadi sangat panas,
Iin tidak segan-segan membuka kaosnya di samping Chacha sementara mereka
bermain ps atau menonton film action.
Namun, entah mengapa
kali ini Chacha benar-benar kelihatan beda di mata Iin. Benarkah gadis cantik
ini adalah gadis yang duduk menemaninya bermain ps setiap hari? Gadis yang
menemaninya bermain kelereng waktu kecil dulu? Smackdown? Karate-karatean ala
Power Ranger? Gadis yang dulu pernah menyatakan cinta padanya? Mata lu di taro
dimana selama ini In….? Tanya Iin dalam hati.
Bebi masih mengelilingi
Chacha seperti pematung melihat hasil pahatannya sedangkan Iin masih zone-out. Tiba-tiba Bebi mengambil handphonenya dan mulai memotret Chacha.
“Gaya dong Cha”
“Hah?” Chacha terlihat
bingung “Lu ngapain?”
“ngefoto lu! Ntar gue
upload deh ke twitter!”
“Ih, ngaco. Ga mau
gue”
“Facebook dah, ntar gue
setting jadi private”
“Udah puas blom
ngelihatinnya? Biar gue ganti nih. Malu gue” Kata Chacha menutupi lengannya
yang terbuka lebar
“Ih, berdiri yang bagus
kenapa sih” Tegur Bebi
“Oi, kalo ngelihat tuh
jangan lupa kedip” Oyon menyadarkan Iin dari lamunannya.
“Hah?” Iin melihat Oyon
dengan tampang dongo
Oyon tertawa
terpingkal-pingkal
“Cha, Iin terpesona ama
lu nih”
“Ih, siapa juga yang
terpesona!” Bantah Iin gengsi
“Menurut lu ok ga si Chacha pake dress itu?” Tanya Oyon
“Lumayan….” Jawab Iin
sambil mengangguk pelan. Entah apa yang membuat ia gengsi mengakui bahwa Chacha
terlihat luar biasa.
“Udah puas blom Beb?”
Tanya Chacha gusar “Dingin nih, kena AC. Masuk angin gue”
“Bawel beud sih! Udah
deh lepas!” Teriak Bebi tak kalah galak
Begitu mendapat
persetujuan Bebi, Chacha langsung melompat masuk ke kamar ganti
“Eh, buset! Yang kalem
neng, lagi pake rok tuh!” Seru Oyon
“Bodo” Balas Chacha cuek
Bebi, Oyon, dan Iin
hanya bisa menggeleng-gelengkan kepala melihat tingkah Chacha.
Bersambung