Minggu, 10 Agustus 2014

Cerita Manis D'Rainbow Setelah SMA part 3; Waw.....


Anak-anak D’Rainbow heboh dengan kasus penganiayaan yang dilakukan Bebi terhadap Cinta Lauriel. Beritanya sendiri udah masuk infotainment.
“Guys,  dari artikel yang gue baca katanya kalo pekerjaan korban sampe terganggu, itu udah masuk kategori penganiayaan biasa” Jelas Helen
“Emang ada kategorinya ya?” Tanya Chacha
“Ada Cha…! Kalo perbuatan si Bebi udah masuk kategori penganiayaan biasa, itu artinya dia harus ditahan alias dipenjara, huuuuuuuuuuuu” Jelas Helen panjang lebar di whatsapp.
Chacha dan Iin saling berpandangan, bingung dan khawatir atas kejadian yang menimpa Bebi.Chacha menggeram kesal pada Iin, membuat Iin bergidik ngeri.
“Maaf Cha. Gue ga nyangka Bebi bisa senekat itu”
Chacha menghela nafas panjang, percuma marah-marah ke Iin terus karena yang saat ini tertimpa masalah adalah Bebi. Pengacara keluarga Bebi sudah berusaha mencari jalan damai namun Cinta Lauriel tidak menerima tawaran tersebut. Ia ingin Bebi dipenjara. Chacha maklum dengan hal itu, karena tonjokan  Bebi sukses membuat wajah Cinta lebam. Tampaknya Bebi mengumpulkan seluruh tenaganya di satu pukulan itu hingga membuat Cinta Lauriel pingsan dan dibawa ke rumah sakit. Hasil visum dan rekaman cctv menjadi bukti tak terbantahkan. Pengacara keluarga Bebi hanya bisa menawarkan solusi agar Bebi mengaku salah atas kejahatan yang ia lakukan. Jika Bebi terlihat sangat menyesal di persidangan nanti, jaksa penuntut kemungkinan besar akan meringankan hukumannya. Pengacara keluarga Bebi mengatakan kemungkinan besar Bebi akan mendapat hukuman penjara selama 3-6 bulan jika terbukti bersalah. Chacha, Iin, Oyon, dan teman-teman Cinta Lauriel diminta menjadi saksi di persidangan.
             Selama menunggu masa persidangan Polisi sudah menahan Bebi di penjara. Chacha dan keluarga Bebi menangis-nangis saat polisi membawa Bebi dua hari setelah kejadian penganiayaan itu berlangsung. Orangtua Bebi berusaha tegar menghadapi masalah ini, mereka tak henti-hentinya berpesan agar Bebi tetap berdoa selama di penjara. Chacha, Iin, dan Oyon sering mengunjungi Bebi di penjara, berusaha menghiburnya agar tetap tegar, namun menangis sedih setelah pulang dari sana.
Semua orang sudah sangat putus asa dan yakin Bebi akan dinyatakan bersalah. Untungnya Oyon berhasil menemukan fakta bahwa Cinta Lauriel dan teman-temannya sering ngebully artis-artis baru. Bersama Chacha dan Iin, Oyon mencari beberapa artis di management yang menjadi korban bullying Cinta dan teman-temannya. Mereka rata-rata mau bersaksi membantu Bebi, karena mereka tau bagaimana rasanya berada di posisi Bebi. Pengacara keluarga Bebi mengatakan bisa menggunakan hal ini untuk menuntut balik Cinta Lauriel. Berkat artis-artis ini, akhirnya keluarga Cinta Lauriel menerima tawaran damai dari pengacara keluarga Bebi. Tuntutan ditarik, dan Bebi pun dikeluarkan dari penjara. Namun, berada 2 minggu di penjara cukup membuat Bebi insyaf.

“Selama di penjara, gue sadar bahwa kekerasan ga akan menyelesaikan masalah. Kekerasan justru membuat masalah semakin runyam. Makasih udah membantu gue keluar dari masalah ini ya guys” Kata Bebi dengan nada menyesal saat mereka berkumpul di sela-sela acara syukuran yang diadakan keluarganya.
“Maafin Oyon juga karena udah ngompor-ngomporin Bebi. Oyon belajar bahwa tindakan provokasi itu sangat berbahaya dan jahat. Karena yang terkena dampaknya bukan Oyon, tapi Bebi, keluarga Bebi, Cinta Lauriel, keluarga Cinta, dan D’Rainbow” Kata Oyon sambil tertunduk sedih
“Maafin gue juga Beb, karena udah memprovokasi elu” Kata Iin lirih, menahan air matanya. Tidak tega melihat wajah Bebi yang semakin tirus akibat stress.
 “Maafin gue juga Cha. Seharusnya gue dengar kata-kata lu yang udah berusaha ngingetin gue” Jawab Bebi berlinang airmata.
“Bebi…, lu tuh anak D’Rainbow yang paling susah dibilangin. Tapi gimanapun keadaan lu, kita bakal selalu sayang sama lu dan ga akan pernah ninggalin lu kok” Kata Chacha sambil memeluk Bebi erat.
Air mata Chacha mengalir deras, Iin dan Oyon memeluk mereka dan ikut menangis bersama. Tasya dan Helen yang berada di luar negeri meminta maaf karena tidak bisa menemani Bebi di saat ia menghadapi masalah.
Masalah hidup Bebi tak sampai di situ, akibat perseturuannya dengan Cinta Lauriel, ada isu bahwa managementnya tidak akan memperpanjang kontrak Bebi. Untungnya Oyon bisa menyakinkan sutradara yang paling dekat dengannya agar mau merekrut Bebi di salah satu sinetron terbaru yang dibintangi Oyon. D’Rainbow berpesan agar Bebi menunjukkan kemampuan terbaiknya di sinetron ini. Tampaknya, di penjara menjadi pengalaman yang sangat berharga bagi Bebi. Kini Bebi bisa berakting sedih dengan sangat menyakinkan hingga membuat penonton berurai air mata.
Semasa di penjara, Bebi sempat berteman dengan beberapa ibu-ibu yang mengaku sebagai fans-nya. Di sela-sela kesibukannya, terkadang Bebi mengujungi mereka untuk membawa makanan enak. Bebi berubah jadi lebih ramah, kepada orang-orang disekitarnya dan kepada anggota D’Rainbow. Yaah, walaupun ngomongnya masih nyablak dan rada asal. Tapi kalo menurut Oyon, disitulah menariknya Bebi.

***
Hubungan Chacha dan Bebi menjadi semakin dekat sejak kasus Bebi vs Cinta Lauriel.  Saat Iin berhalangan hadir, mereka kini tak canggung lagi jika harus jalan berdua. Chacha sudah mau menemani Bebi shopping sesekali, terkadang bertiga bareng Oyon. Dua bulan terakhir, kontribusi Oyon terhadap hidup dan karir Bebi sangat besar karena itu sikap D’Rainbow terhadap Oyon pun berubah menjadi jauh lebih baik.
Walaupun terdengar salah, tidak dipungkiri bahwa apa yang dikatakan Iin dan Oyon soal artis cari sensasi itu memang benar adanya. Terbukti, sejak kasus itu, popularitas Cinta dan Bebi semakin meningkat. Status Bebi naik setingkat menjadi artis papan tengah. Tawaran menjadi pemeran utama dalam FTV pun mulai berdatangan. Tinggal menunggu waktu hingga Bebi bisa mendapatkan peran besar di sinetron. Hal ini tentu sangat disyukuri oleh seluruh anggota D’Rainbow.
Chacha, Iin, Bebi, dan Oyon tengah berjalan-jalan di Mall untuk membeli baju baru. Oyon dan Bebi diundang ke party yang diadakan pemilik PH. Chacha dan Iin membiarkan Bebi dan Oyon sibuk memilih-milih baju sementara mereka berdiri di belakang memperhatikan tingkah Bebi sambil bercanda.
“Gue benar-benar ga nyangka si Bebi bisa masuk penjara” Kata Iin sambil menggelengkan kepala
“Benar-benar dah tuh kasus. Cobaan yang paling berat yang pernah dialami D’Rainbow” Jawab Chacha “Alhamdulillah-nya sih, itu bikin kepribadian si Bebi berubah jadi lebih baik. Gue yakin dia ga akan nyari masalah lagi kayak dulu”
“Gue setuju ama lu. Tapi sebenarnya Cinta Lauriel juga salah sih Cha. Maksud gue, dia ngebully orang sampe banyak yang stress. Padahal kan, beban kerja di dunia entertainment kayaknya berat. Ga usahlah ditambah lagi”
“Setuju. Gue rasa sama kayak Bebi, sekarang si Cinta Lauriel itu pasti mikir dua kali sebelum ngebully orang. Kalo orangnya pasrah, bisa-bisa aja. Lah kalo yang dibully bisa ngebalas kayak Bebi? Emang dia mau ngambil resiko masuk Rumah Sakit lagi?”
“Intinya, salah dua-duanya deh”
“Setuju!”
“Selain Bebi, lu juga banyak berubah Cha” Kata Iin
“Masa sih. Kayaknya sama-sama aja” Jawab Chacha
“Bagusnya sih, emosi lu ga meledak-ledak kayak dulu lagi. Dan yang paling waw, lu udah mau ngalah sama Bebi. Walaupun cuma sekali-sekali. Tasya ama Helen pasti kaget dengarnya”
“Ya iyalah, namanya juga udah dewasa. Masa’ mau berantem terus sih. Bagusnya ada, jeleknya apaan dong”
“Lu jadi lebih pendiam dan tertutup Cha. Gue senang lu lebih bisa mengontrol emosi sekarang, tapi kadang-kadang gue juga kangen Chacha yang ekspresif”
“Sama dong kayak lu” Kata Chacha
“Oh ya?”
“Lu yang sekarang lebih pemurung. Beda sama Iin yang dulu ceria ‘n easy going banget”
“Oh ya? Menurut Bebi, gue malah jadi lebih kasar dan emosian kayak lu” Tuduh Iin
“Di luarnya iya. Tapi di dalam, lu tuh makin melankolis”
Iin hanya bisa tersenyum mendengar kata-kata Chacha “Yaaah, walaupun narsisnya tetap sama” Lanjut Chacha tertawa sambil menyikut lengan Iin pelan.
“Lu berdua ngapain sih? Ngegosipin gue ya?” Tanya Bebi
“Yeeee, ge-er banget. Rugi ngegosipin lu, buang-buang waktu” Kata Iin
“Kalo gitu, lu berdua pasti ngegosipin gue!” Sambung Oyon
“Ogah deh” Canda Chacha
“Huuuu….dasar lu Oon Sur’oon” Sambung Iin
“Weee… gara-gara ada ayang Beibeh aja nih gue bisa sabar dikit. Coba ga ada, gue ajak berantem deh lu berdua” Oyon masih melanjutkan candaan mereka
“Cieee, yang sekarang udah ayang-ayangan sama Bebi” Goda Iin dan Chacha
“Huh” Bebi mengejek mereka sebelum kembali asyik memilih baju.
“Cha…Cha, yang ini kayaknya bagus buat lo. Cobain deh. Kan udah lama kita ga ngelihat lu tampil feminim” Kata Bebi bersemangat
“Ntar kalo Chacha jadi cakep, lu jeles lagi Beb” Komentar Iin
“Hmmm, itu kan Bebi yang dulu. Yang masih norak ‘n kekanak-kanakan” Kalo sekarang kan gue udah dewasa, udah berubahlah. Apalagi karir gue lagi naik daun, gue harus bisa menampilkan image yang down to earth” Jelas Bebi panjang lebar “Lagian sekali-kali lu berdua tampil gaya kek di depan teman-teman gue. Gue kan ga rela kalo mereka ngomong jelek tentang lu berdua. Mereka kira, mereka udah bagus amat apa?”
Iin dan Chacha berpandangan tak percaya mendengar penjelasan Bebi
“Ih waw. Beb, sejak kapan lu mulai peduli ama kita?” Tanya Iin
“Gue ga salah dengar kan?” Kata Chacha masih tak percaya
“Lu berdua ya, selalu negative thinking tentang gue”
“Hahahahaha, engga kok Beb. Makasih ya udah perhatian” Kata Chacha memeluk erat Bebi
“Ih waw, lu berdua salah makan ya? Atau gue lagi mimpi?” Kata Iin tak percaya
Chacha menendang Iin.
“Ikutan aaah” Iin membuka lebar tangannya hendak memeluk Chacha dan Bebi
“Wedeh, pelukan kagak bilang-bilang. Ikut dong” Teriak Oyon norak
“Iiih, najong” Chacha dan Bebi langsung ngibrit ke kamar ganti, meninggalkan Iin dan Oyon yang masih bengong dengan tangan terbuka lebar. Iin dan Oyon memilih duduk di bangku panjang yang disediakan di dekat kamar ganti. Melihat cewek yang keluar dari kamar ganti adalah sesuatu yang disenangi pria. Berharap ada kejadian kayak di film-film, ada cewek yang jadi kinclong dan bening setelah ganti baju.
“Taaadaaa! Gimana In?” Bebi keluar dari kamar ganti mengenakan baju modis seperti biasa.
“Cakep Beb” Puji Oyon dan Iin bersemangat
“Cakepan mana dari baju gue yang tadi?” Tanya Bebi lagi
“Yang ini Beb” Kata mereka serentak
Bebi masuk lagi ke kamar ganti dan keluar dengan baju baru lagi. Bebi sudah keluar-masuk kamar ganti hingga 3 kali, namun Chacha belum keluar-keluar juga. Bebi sedang mencoba baju keempat ketika akhirnya Chacha keluar… dengan baju yang ia kenakan sebelumnya.
“Lho? Mana? Kok bajunya ga dicoba?” Iin bertanya bingung
“Udah gue coba, cocok kok?”
“Tapi kan kita blom lihat?”
“Buat apa?” Tanya Chacha bingung
“Ya haruslah. Kata Helen, menurut buku yang dia baca dan gue dengar dari dia, penilaian cowok tentang keindahan dan kecantikan tuh hampir sama. Nah, anggap aja kalo penilaian gue dan Oyon sama dengan jutaan pria yang bakal ngelihat lo make baju itu” Jelas Iin. Oyon mengangguk tanda setuju.
“Ah lebay lu berdua” Chacha berjalan ke arah bangku kemudian duduk menunggu Bebi keluar.
“Taaadaaa!!!” Teriak Bebi lagi, masih ceria “Loh, Cha. Kok bajunya ga lu coba?”
“Tuh kan” Iin seperti mendapat dukungan dari Bebi
“Gue udah nyoba, cocok kok” Jelas Chacha
“Iiiiiih, tapi kan kita blom lihat” Rengek Bebi “Mana bisa lu bilang itu cantik atau ga sebelum orang lain yang lihat”
“Bener apa yang gue bilang kan” Kata Iin sambil mencubit pipi Chacha
“Aaaah, malas gue ganti baju lagi” Protes Chacha
“Yaudah, sini gue gantiin” Iin menawarkan jasanya yang ditanggapi Chacha dengan sebuah tendangan
“Ayolah Cha… Kita kan pengen lihat lu jadi cakep lagi. Udah lama banget sejak terakhir lu dandan. Gue bosan ga ada saingan” Bujuk Bebi. Iin menoyor kepala Bebi. Chacha masih menggeleng.
“Udah Beb, gue bantu seret ke kamar ganti. Lu ikutan masuk aja, paksa Chacha nyoba bajunya lagi!” Iin memegang lengan Chacha dan sudah bersiap menariknya.
“Lepasin atau gue gigit lagi tangan lo” Ancam Chacha
“Buset dah. Leader kalian ini galak amat dah” Seru Oyon
Setelah 10 menit, bujuk rayu Iin dan Bebi pun berhasil. Chacha akhirnya mau kembali lagi ke kamar ganti. Ia keluar 2 menit kemudian mengenakan mini dress selutut hitam tanpa lengan dengan kerah model V yang dipilihkan Bebi untuknya. Bentuk dress-nya yang pas di badan membuat lekukan tubuh Chacha yang selama ini ia tutupi jadi terlihat. Aksen kerut di bagian roknya menambah manis penampilan Chacha.
“Cailah, cakep banget dah!” Teriak Oyon hepi
“Tuuuh kan, pilihan gue benar” Bebi berteriak senang.
“Terlalu seksi Beb” Keluh Chacha
Melihat Chacha mengenakan dress seperti itu membuat Iin sedikit bengong. Walaupun rambutnya masih dikuncir seperti biasa, Chacha tampak beda dengan dress itu. “Chacha bentar masuk lagi” Bebi menarik Chacha masuk ke dalam kamar ganti meninggalkan Iin yang masih takjub. Mereka keluar 1 menit kemudian. Kali ini Iin lebih takjub hingga berdiri dari tempat duduknya. Bebi mungkin hanya melepaskan ikatan rambut Chacha, dengan segala upaya memaksanya mengenakan sedikit bedak dan lipstick. Tapi perbedaan kecil itu sukses membuat Iin terpana. Chacha punya rambut panjang indah yang selalu ia kuncir, Iin tau itu. Chacha punya tubuh ramping yang selalu ia tutupi dengan kaos longgar, Iin sangat tau itu. Chacha dianggap cantik oleh teman-teman sekolahnya dulu, Iin tau itu walaupun sedikit membuatnya bingung.
Iin melihat Chacha tidak lebih dari sekedar teman sepermainan sejak kecil. Apapun pujian orang terhadap fisik Chacha tidak membuatnya tertarik secara… secara…yah, kalian mengertilah maksudnya. Apalagi menjadi saksi dan korban atas temperamen Chacha yang meledak-ledak setiap hari, tentu mengurangi ketertarikan Iin terhadap temannya yang satu ini. Selain itu, kedekatan mereka terkadang membuat Iin tidak sadar bahwa Chacha adalah seorang gadis. Iin sadar bahwa Bebi, Tasya, dan Helen adalah seorang gadis, tapi Chacha…. Jika udara Jakarta menjadi sangat panas, Iin tidak segan-segan membuka kaosnya di samping Chacha  sementara mereka bermain ps atau menonton film action.
Namun, entah mengapa kali ini Chacha benar-benar kelihatan beda di mata Iin. Benarkah gadis cantik ini adalah gadis yang duduk menemaninya bermain ps setiap hari? Gadis yang menemaninya bermain kelereng waktu kecil dulu? Smackdown? Karate-karatean ala Power Ranger? Gadis yang dulu pernah menyatakan cinta padanya? Mata lu di taro dimana selama ini In….? Tanya Iin dalam hati.
Bebi masih mengelilingi Chacha seperti pematung melihat hasil pahatannya sedangkan Iin masih zone-out. Tiba-tiba Bebi mengambil handphonenya dan mulai memotret Chacha.
“Gaya dong Cha”
“Hah?” Chacha terlihat bingung “Lu ngapain?”
“ngefoto lu! Ntar gue upload deh ke twitter!”
“Ih, ngaco. Ga  mau gue”
“Facebook dah, ntar gue setting jadi private”
“Udah puas blom ngelihatinnya? Biar gue ganti nih. Malu gue” Kata Chacha menutupi lengannya yang terbuka lebar
“Ih, berdiri yang bagus kenapa sih” Tegur Bebi
“Oi, kalo ngelihat tuh jangan lupa kedip” Oyon menyadarkan Iin dari lamunannya.
“Hah?” Iin melihat Oyon dengan tampang dongo
Oyon tertawa terpingkal-pingkal
“Cha, Iin terpesona ama lu nih”
“Ih, siapa juga yang terpesona!” Bantah Iin gengsi
“Menurut lu ok ga si Chacha pake dress itu?” Tanya Oyon
“Lumayan….” Jawab Iin sambil mengangguk pelan. Entah apa yang membuat ia gengsi mengakui bahwa Chacha terlihat luar biasa.
“Udah puas blom Beb?” Tanya Chacha gusar “Dingin nih, kena AC. Masuk angin gue”
“Bawel beud sih! Udah deh lepas!” Teriak Bebi tak kalah galak
Begitu mendapat persetujuan Bebi, Chacha langsung melompat masuk ke kamar ganti
“Eh, buset! Yang kalem neng, lagi pake rok tuh!” Seru Oyon
“Bodo” Balas Chacha cuek
Bebi, Oyon, dan Iin hanya bisa menggeleng-gelengkan kepala melihat tingkah Chacha.


Bersambung






Tidak ada komentar:

Posting Komentar